Minggu, 25 Mei 2014

Kata Siapa Tidak Ada Bagi-bagi Jatah Menteri di Jokowi? Ini Dia Calon Menterinya




JAKARTA (voa-islam.com) - Koalisi non transaksional yang digembar-gemborkan kubu PDI-P dan Megawati rupanya hanya lipservice semata. Faktnya yang terungkap menyatakan sebaliknya. Apa saja jatah yang di obral?

Dalam temuan narasumber kami, rapat di rumah Mega berlangsung panas. Rapat anggota koalisi tidak hanya membahas cawapres, tp juga jatah menteri. Mereka mau jatah menteri dibahas di depan agar pasti. Maka masing-masing mengajukan calon menteri yang dijagokan akan menduduki kursi menteri.

Mega sempat marah pada Nasdem karena bilang ke publik mencalonkan JK dan Samad sebagai cawapres. Bagi Mega, pernyataan Nasdem ke publik mempermalukan dirinya karena sejak awal ini koalisi non transaksional.

Dengan Nasdem menyatakan ke publik, berarti membongkar skenario bahwa ternyata koalisi yg digalang PDIP ternyata sama saja, UUD alias Ujung-Ujungnya Duit.

Mega sempat ngambek:"Kalo begitu Nasdem saja yang deklarasi." Dalam pertemuan Jokowi tetapi menyodorkan nama JK. Ia bertindak demikian karena Jokowi pernah hutang budi sama JK. Jk pernah membeli beberapa kontainer mebel dari perusahaan Jokowi. Mebel tersebut ditolak Eropa karena kualitasnya hancur-hancuran. Berkat mebel yang dibeli JK tersebut, maka Jokowi punya modal untuk maju Pilkada DKI. Hutang itulah yg mau dibayar Jokowi.

Untuk memuluskan langkah itu JK menjanjikan Rp. 10 Triliun untuk Mega dan Jokowi, dan dibagi-bagikan ke parpol koalisi. Ini membuat DPP PDIP ngiler.

Dalam pertemuan itu Mega juga sewot pada Jokowi karena pas rapat Puan akan dimunculkan sebagai cawapres, namun Jokowi diam saja. Tapi setelah pertemuan itu Jokowi pergi ke Solo dan memprovokasi Rudy, walikota Solo, untuk menolak Puan dijadikan cawapres. Seperti yang banyak diberitakan, Rudy mengancam akan mundur dari PDIP jika Puan maju sebagai cawapres. Jokowi berhasil memprovokasi Rudy.

Dalam pertemuan juga terungkap jika Parpol anggota koalisi bergerilya agar jatah menterinya aman. Jadi bohong kalau mereka tak minta jatah.

CATAT : Jokowi bilang oke saja minta jatah menteri, akan tetapi jangan sampai diketahui publik agar skenario bagi-bagi kekuasaan dalam koalisi tetap terjaga.

Ketua-ketua Parpol diingatkan oleh Mega, jika menteri-menteri itu dimunculkan ke publik harus yang punya keahlian karena Jokowi akan membangun kabinet ahli.

Dalam pertemuan semalam PKB mengajukan Muhaimin. Sepertinya jatah untuk Cak Imin aman, yaitu posisi basah di Menko Kesra. Selain itu PKB juga mengusulkan dua kementerian lagi. Ada tiga nama yg diusulkan: Hanif Dakhiri, Helmi Faisal, Imam Nahrowi.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, salah satu nama yg disodorkan Imin adalah Hanif Dakhiri. Namanya sebagai aktivis NU yang kini belum dikenal.

Ini menjadi menarik karena nanti akan kita lihat cakar-cakaran di antara 3 orang itu karena jatah menteri sisa 2 saja untuk PKB.

Di pihak lain, Nasdem menginginkan jatah 3 menteri. Perdebatan Surya Paloh dengan Megawati sempat alot. Saling menyerang, namun akhirnya Nasdem diputuskan dapat jatah 2 kursi menteri. Surya Paloh mendapat jatah Menhankam.

Surya Paloh dinilai pas untuk Menhamkam karena pernah menjadi pengurus FKPPI. Mempunyai jaringan ke jenderal-jenderal yang luas. Yang menarik kenapa Menhamkam diberikan ke Surya Paloh yang sipil. Menurut narasumber kami ini tidak lain ingin melanjutkan tradisi yang selama ini dijalankan bahwa Menhankam tidak dari unsur tentara.

Nasdem juga mengajukan dua nama, Enggartiasto Lukito dan Ferry Mursyidan Baldan. Enggar mantan ketua REI yang dinilainya cocok untuk menteri perumahan. Enggar juga keturunan etnis Tionghoa Cirebon dan aktifis Kristen. Ia bisa mewakili Tionghoa dan Kristen di kabinet Jokowi.

Fery Mursyidan Badan adalah antek zionis, ia dekat dengan kelompok lobi zionis israel. Agen Zionis di Nasdem?


Sabtu, 24 Mei 2014

"KELAKUAN JOKOWI DIUNDANG RAPAT DENGAN MEGA & PARA TOKOH"


Twitter @MATANEWS
1. Breaking News !!
Kemarin sekitar jam 07.00 pagi ada peristiwa lucu. Jusuf Kalla datang ke rumah dinas Jokowi di Jl. teuku umar, menteng
2. Saat JK datang jemput Jokowi, sdh ramai wartawan menunggu di rumah Jokowi. JK langsung ditanya wartawan ttg kesiapannya jalani tes kesehatan
3. JK jawab, tes kesehatan baginya hal biasa. Sudah sering. Sdh 3 kali. 2004 sbg cawapres, 2009 sbg capres, 2014 sbg cawapres lagi hiks hiks
4. Hanya bedanya, ketika 2004 usia JK masih 63 thn, tahun 2014 sudah 73 tahun, istilah betawie "sdh reyot tuh badan, kena angin aje, doyong !"
5. Tahun 2019, usia JK 78 tahun. Entah masih ada ga...wallahualam bissawab.. Smga JK sehat wal afiat selama2nya.. Kasihan JK dipaksakan kerja
6. Khawatirnya saat mau tes kesehatan, dokter2 RSPAD malah sarankan JK balik pulang..
"istirahat aja Pak..ojo ngoyo..eman2"
7. Entah apa dlm pikiran JK, ngotot masih mau jadi cawapres lagi. Badan sdh reyot, pikirang sdh tumpul, memori sdh lemot, lambat loading
8. Habibie saja yg sering ditawarin kembali nyapres, dgn bijak menolak. Habibie lebih memilih sbg negarawan..bapak bangsa..penjaga moral bangsa
9. Ditanya wartawan, apakah JK mampu menjawab pertanyaan tes kesehatan, JK menjawab "Yang paling sulit itu tes numeric, soalnya angka2 semua"
10. "Trus bgmn Pak, bisa Bapak menjawabnya?" Tanya wartawan
"Ah kamu, gampang itu. Soal UN saja bocor, apalagi soal tes kesehatan !"
Hehe
11. Jokowi juga menjawab senada dgn JK.
"saya sdh 3 kali ikut tes kesehatan. 2 X sbg calon walikota, sekali sbg calon Gubernur, skrg capres"
12. Wartawan yg penasaran bertanya "apakah soalnya sama Pak? Materi tes kesehatannya sama? Kan beda Pak ?"
"Sama kok !" Kata Jokowi yakin
13. Sebagian wartawan jadi bingung. "Kok Bapak tahu sama soalnya. Apa sdh bocor duluan Pak?
Gantian jokowi yg bingung menjawabnya hehe
14. Jokowi tdk menjawab pertanyaan tsb. Kedua bakal capres - cawapres itu naik mobil inova dan langsung menuju RSPAD Gatot Subroto. Apa yg aneh?
15. Apakah ada yg aneh di seputar keberangkatan JKWI dan JK ke RSPAD kemarin pagi? Tdk ada rombongan yg mengantar mereka ke RSPAD. Kok bgtu ?
16. Kenapa tdk ada rombongan yg mengiringi jokowi dan JK ke RSPAD kemarin pagi? Pada kemana semua timses, teman2, sahabat2 Jokowi - JK? Ngambek !
17. Timses dan pendukung utama Jokowi - JK kemarin malam ngambek alias mutung alias kesal alias kuciwa berat.. kenapa?
18. Timses dan pendukung inti Jokowi - JK kemarin malam kesal dan kecewa karena berjam2 sdh menunggu tapi jokowi tdk datang juga
19. Padahal meeting tim sukses dan pendukung inti Jokowi - JK hotel bintang 5 itu sdh dihadiri oleh Megawati, JK, Surya Paloh dan semua tokoh
20. Jokowi malah menghilang, dari sore ditunggu mantan presiden, mantan wapres, ketua2 partai dll. Jokowi ga nongol2 batang hidungnya
21. Ketika dihubungi handphonenya, ajudan yg jawab ; "Pak Jokowi sedang blusukan di Rawa Belong" Tapi kok blusukannya ga pakai wartwan ? Aneh
22. Berjam2 para tokoh bangsa menunggu Jokowi di hotel utk rapat penting, jokowi tdk datang juga. Baru tiba hotel sekitar jam 9 lewat
23. Ketika Jokowi tiba di hotel atau terlambat 5 jam dari jadwal rapat, tidak seorang pun mau menjemput kedatangan Jokowi ..semua marah
24. Rapat yg sangat penting, termasuk utk menentukan ketua dan pengurus inti tim sukses gabungan dari kubu Jokowi dan JK, malah diabaikan Jkowi
25. Megawati, JK, Surya Paloh, semua ketum dan sekjen partai pendukung, tokoh2 dan konglo2 yg mau bantu pasangan ini, marah besar pada Jokowi
26. Karena semua peserta rapat memang marah besar dan kecewa pada Jokowi, tanpa dikomando, satu pun tdk ada yg sambut kedatangan Jokowi
27. Jangankan menyambut, menyapa Jokowi pun tak ada yg mau. Kesel, mutung, kuciwa, marah pada Jokowi yg telat 5 jam lebih
28. keterlambatan Jokowi menghadiri janji /pertemuan /rapat sdh sering terjadi, sebelumnya yg lucu saat acara dgn para konglomerat donaturnya
29. Keterlambatan jokowi itu sempat jd cerita lucu karena jokowi ketahuan membohongi semua pengusaha yg hadir dgn siram tubuhnya dgn air mineral
30. Rapat kemarin malam akhirnya memutuskan luhut panjaitan sbg ketua timses, dipekuat dgn hendro priyono, fahmi idris, khofifah dll
31. balasan atas perilaku Jokowi yg tdk menghargai Megawati, JK, ketua partai, tokoh2 yg telah menunggunya berjam2, mereka tdk datang kemarin pagi
32. Yang jadi pertanyaan kita, apakah JK akan lolos tes kesehatan? Bgmn dgn penyakitnya tiroidnya ? Apakah sdh sembuh total? Sehatkah beliau?
33. Trus bgmn jika JK tdk lolos tes kesehatan? Siapa gantinya? Usianya sdh 73 thn lho
34. Masalah besar satu lagi..bgmn jika Jokowi jadi tersangka korupsi Bus Trans Jakarta? Smua bukti2 menguatkan keterlibatan Jokowi ..duh !
35. Ada kemungkinan JK atau Jokowi atau malah keduanya batal /gugur jadi capres - cawapres dari PDIP.. Ciiloko ! Aduh biyuung hehe


Selasa, 20 Mei 2014

Surya Paloh Ajak Golkar Bergabung Dukung Jokowi-JK




Liputan6.com, Jakarta - Koalisi antara PDIP, Partai Nasdem, PKB, dan Partai Hanura mengusung Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai pasangan capres dan presiden pada Pilpres 2014. Tapi Partai Golkar yang notabene partai asal Jusuf Kalla (JK) belum menentukan arah dukungan.

Sebagai mantan petinggi Partai Golkar, Ketua Umun Partai Nasdem Surya Paloh mengaku tidak tahu-menahu urusan partai berlambang pohon beringin itu. Dia menyerahkan seluruhnya pada Partai Golkar.

"Kalau Golkar, harus kamu tanya sama Partai Golkarlah," kata Paloh di kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (19/5/2014).

Meski begitu, Paloh sangat terbuka jika Golkar berubah pikiran dan bergabung mendukung pasangan Jokowi-JK. Nantinya, bisa jadi ajang kumpul sahabat lama dalam membangun bangsa.

"Harusnya tentunya para sahabat, para teman dapat bertemu dengan membangun kinerja agar kekuatan semakin solid," lanjutnya.

Kesatuan kekuatan dari partai-partai yang sudah memiliki pengalaman seperti Golkar tentu juga dibutuhkan. Mengingat tantangan bangsa depan juga tidaklah mudah.

"Nasdem siap bekerja sama dengan siapa saja. Agar semua lebih kuat dan solid serta dapat memberi harapan baru bagi masyarakat, karena tantangan bangsa ke depan begitu kompleks," tandas Surya Paloh.

Rapimnas Golkar ke-VI yang digelar Minggu 18 Mei, memutuskan 3 poin dalam menghadapi pertarungan Pilpres 9 Juli. Pertama, menetapkan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie sebagai capres atau cawapres Golkar.

Kedua, memberikan kewenangan dan mandat penuh kepada Ical sebagai ketua umum untuk mengambil kebijakan politik dan menentukan koalisi dalam Pilpres 2014. Ketiga, dengan keputusan ini maka keputusan pada rapimnas-rapimnas sebelumnya tidak berlaku lagi.

Sebelum Rapimnas, Golkar melalui Ical telah melakukan pendekatan politik kepada PDIP dan Partai Gerindra. Ical juga telah mendekati Partai Demokrat. Namun hingga kini belum juga menentukan arah koalisi. (Sss)

(Mevi Linawati) ;