Selasa, 21 Januari 2014

Banjir di Jl Abdullah Syafei Surut Masih 50 Cm, Lalin Masih Tertutup

Edward Febriyatri Kusuma - detikNews



Jakarta - Banjir di Jalan KH Abdullah Syafei, Tebet, Jakarta Selatan sudah surut dibanding hari sebelumnya. Namun lalu lintas di jalan tersebut masih tertutup. 

Pantauan detikcom, Senin (20/1/2014), ketinggian genangan di jalan tersebut sudah mencapai 10-50 cm. Dibandingkan hari kemarin, ketinggian banjir mencapai dada orang dewasa, atau sekitar 1,5 meter. Namun demikian, jalan tersebut masih belum dapat dilalui kendaraan bermotor roda dua dan roda empat. Petugas dari Dishub DKI Jakarta melakukan rekayasa lalu lintas dengan menutup arus lalin di kedua sisi. 

Sisi pertama, dari arah Kampung Melayu menuju Casablanca dan fly over dari arah Duren Sawit menuju Casablanca. Kendaraan yang datang dialihkan ke Jalan Jatinegara Barat yang sudah dibuka menuju Jalan Gatot Subroto. Sementara di sisi lainnya, petugas juga menutup arus dari arah Casablanca.

Tenda-tenda posko dan pengungsian masih berdiri di jalan yang tidak tergenang. Warga yang ingin menyeberang dari sisi Kampung Melayu ke Casablanca terpaksa berjalan menerjang banjir melalui tepian jalan. Awan mendung juga masih menggelayut di langit lokasi tersebut. 

Jumat, 17 Januari 2014

“DOSA2 ANAS URBANINGRUM KPD RAKYAT”

Twitter @MATANEWS

1. Kita bahas tentang dosa - dosa dan kesalahan anas urbaningrum ya ...

2. Dosa / kesalahan anasurbaningrum yang pertama adalah dia nekat maju sbg calon ketum PD pada Kongres PD dibandung 2010 meski dilarang

3. SBY dan Ani SBY sdh jelas ingin andi malarangen jadi Ketum PD, eh anas ngotot maju dan menang. Mulailah anas diincar utk dihancurkan

4. Dosa dan kesalahan anas kedua adalah tetap ngotot bertemu dan silaturahim dgn senior2 dan teman2nya meski mereka lain partai. SBY marah

4. Dosa / kesalahan anas ketiga, dia menolak undangan dubes AS utk bertemu, meski sdh diundang 4 kali anas tetap tdk mau bertemu dubes AS

5. Dosa/ kesalahan keempat anas urbaningrum : tetap menjalin silaturahim dgn senior2 di TNI dan Polri meski sdh diwanti2 jgn berhubungan

6. Dosa anas kelima, mau menyetujui Nazarudin yang direkomendasikan mantan ketum PD Hadi Utomo utk jadi bendum PD

7. Dosa anas keenam :tdk percaya dgn nasihat dan informasi teman2nya bhw setelah Rosa dan Wafid ditangkap, andi/choel/ rizal akan fitnah dia

8. Dosa anas ketujuh: meski tdk diinginkan jd ketum PD oleh SBY, anas malah giat konsolidasi blusukan ke seluruh Indonesia bertemu kader2 PD

9. Dosa anas ke delapan: selalu bawa ibas kemana2, akibatnya ibas ngadu ke bapaknya, kader2 PD di daerah sangat kuat mendukung anas

11. Dosa anas ke 10 : tidak melawan dan tdk menyerang balik ketika dirinya difitnah cikeas, media bayaran, nazar cs, tim elang hitam dst

12. Dosa ke 11 anasurbaningrum : terlalu santun jadi politisi. Tdk mau bongkar kebejatan dan korupsi2 PD, Cikeas, SBY, Istana & kroni2nya

13. Untuk dosa ke 11 tadi anas sebaikanya belajar sama ustad Hilmi Aminuddin yang mengancam buka semua korupsi istana ketika diperiksa KPK

14. Dua jam Hilmi bertahan tdk mau tanda tangan BAP di KPK jika KPK tdk cantumkan keterlibatan SBY dan kroninya dlm korupsi pangan

15. Dosa anasurbaningrum : tidak pra preadilankan penetapan tersangka dirinya oleh KPK yang melanggar KUHAP krna ada kata "dan lain-lain"

16. Dosa anasurbaningrum : tidak bongkar korupsi Bunda Putri Sylvia Soleha, Widodo WS, Agus Gunawan, Ibas, Ani SBY dst..

17. Dosa anasurbaningrum : tidak bongkar aliran dana century, para mafia pajak, petral, migas dan lain2 yg masuk ke PD & timses SBY

18. Dosa anasurbaningrum : tidak buka kecurangan pemilu 2009 yang merekayasa IT KPU dan perhitungan suara hingga suara PD bisa naik 300%.

19. Dosa anasurbaningrum : tidak buka korupsi2 choel, ani, ani pane, ani ratnawati, wiwiek, gatot, edhie hartanto, hartati dst

20. Dosa anasurbaningrum: tidak buka RAHASIA TERBESAR CIKEAS yang kalau dibukannya ...wassalam deh semua..anas harus berani ! Sekian



(Anas Menyindir dan Melawan)
http://matanews.com/2014/01/13/anas-menyindir-dan-melawan/
Suka ·  ·  · 73 · 18 jam yang lalu · 

Ada "Pemain Besar" di Balik Kasus Anas

Kamis, 16 Januari 2014 20:18 wib | Fiddy Anggriawan - Okezone
JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diharapkan serius dan profesional mengusut kasus korupsi Hambalang, yang menyeret Anas Urbaningrum.

Bahkan, Abraham Samad Cs, diminta mampu menyeret pihak-pihak lain yang menikmati hasil kejahatan korupsi pembangunan Pusat Pelatihan Pendidikan dan Sarana olahraga Nasional (P3SON) di Bogor, Jawa Barat itu. 

Pengamat politik Boni Hargens, mengatakan korupsi partai politik diIndonesia sudah membentuk kartel. Nah, kartel ini sudah menguasai segala aspek yang dapat mengamankan agar pengungkapan kasus korupsi tidak menyeret seseorang yang terlibat pasca terungkapnya keterlibatan seseorang yang lain. 

Menurutnya, kartel ini melibatkan banyak partai dan memiliki jaringan serta pengaruh ke lembaga penegak hukum. Oleh karenanya, Anas, yang sudah menyandang status tersangka gratifikasi Hambalang, diminta agarmemberikan kesaksian yang terang benderang. 

“Ini konspirasi besar yang melibatkan elite-elite politik yang juga memiliki kekuasaan yang besar,” jelas Boni saat ditemui di Markas PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Jakarta, Kamis (16/1/2014).

Boni menambahkan, Anas bukanlah orang dengan posisi tertinggi yang bisa diseret dalam kasus ini. Dia yakin ada tangan dengan pengaruh sangat luas yang bisa mengeruk uang negara dengan perintah agar menelurkan kebijakan koruptif. 

“Pemain besar itu tidak mungkin sekadar ketua umum partai politik,” tegasnya. 

Dia berharap, mantan Ketua Umum PB HMI tersebut bisa menjadi batu loncatan untuk menyeret, "bos besar" yang berada di balik korupsi Hambalang.
 
Boni menggambarkan, kartel politik merampok uang negara dengan kebijakan yang sengaja diterbitkan. Contoh, kasus Century dan Hambalang. Keduannya, melibatkan kebijakan lintas menteri, karena seluruh menteri yang berwenang menandatangani kebijakan yang dapat mencairkan uang dalam jumlah besar. 

“Logikanya, siapa yang bisa memerintah dan menggerakan menteri yang tak hanya satu, tapi beberapa. Kita harus cari ini,” urainya. 

Oleh karenanya, KPK harus mengusut perampokan sistemik, melalui Anas sebagai pintu masuknya. Boni berharap Anas disidang sebelum Pemilu 2014. Anas bisa mengungkap semuanya tanpa beban. 

Apalagi KPK juga sudah menyatakan menunggu kesaksian Anas untuk dapat menyeret pihak-pihak lain. “Kita tunggu nyanyian merdu Anas di pengadilan,” tandasnya. (ugo)