Minggu, 04 Maret 2012

Suaro Hati - Jeffrie Geovanie, Jago Bangun Image

  Written by maryulismax

              
Sunday, 07 September 2008
PRIA ganteng berbaju kuning gading itu hanya tersenyum-senyum. Tangannya bersedekap di dada. Bukan kedinginan. Karena suhu ruangan di Carano Room pada Minggu malam (7/9) terhitung adem. Pun cuaca di luar cukup cerah tak ada hujan seperti malam-malam sebelumnya.


Dia bersedekap sembari melemparkan pandangan ke segenap ruangan, lantaran lagi serius menyimak analisa politik ala H ST Zaili Asril, Kepala Divre Riau Pos Grup (RPG) Padang soal Pemilu 2009. Dia bukanlah peserta diskusi, tapi justru pembicara kunci yang ditunggu-tunggu olah kata dan olah pikirnya yang secara rutin mengisi rubrik di halaman pertama harian Padang Ekspres setiap Senin.
Dialah Jeffrie Geovanie. Pria yang belakangan kerap menjadi pembicaraan karena tampil beda dalam mengiklankan diri sebagai salah satu calon legislatif yang akan maju ke Senayan dari Partai Golkar untuk wilayah Sumbar. Tak ada kata-kata diiklannya itu, setidaknya seperti kata magis “Hidup adalah Perbuatan” milik mantan “induk semangnya” di Partai Amanat Nasional (PAN) yang kini telah ditinggalnya pergi ke pokok batang beringin yang kini semakin rindang.

Hanya kuning. Ya kuning.., kuning Golkar, satu halaman penuh di beberapa media di Sumbar. Sedikit terselip namanya di pojok bawah, “Jeffrie Geovanie”. Inilah iklan kreatif yang tentu mengundang tanya dan jadi pembicaraan di mana-mana.
Beriklan, di situlah kemenangan Jeffrie yang tentu saja orang akan tetap ingat dengan namanya yang sedikit berbau kebarat-baratan walau sebenarnya dia orang Minang tulen. Asal Kabupaten Limapuluh Kota di timur laut Sumatera Barat.
Semua orang tentu ingat ketika dia akan maju di Pilkada sebagai calon gubernur Sumbar periode 2005-2010. Saat itu baliho “segede gaban” bertebaran di mana-mana. Sontak wajah gantengnya itu masuk ingatan warga Sumbar. Hasilnya, sebagai new comer dia duduk di peringkat tiga bersama pasangannya Dasman Lanin yang diusung Koalisi Sakato dari lima pasang kandidat yang bertarung di ajang pemilihan langsung itu. Dia berada di bawah Gamawan Fauzi-Marlis Rahman dan Irwan Prayitno-Ikasuma Hamid. Itu jelas buah dari kekreatifan itu.
Begitulah. Saat itu cara beriklannya jelas mendobrak gaya beriklan tokoh-tokoh lainnya. Digital printing berukuran besar yang dipasang jauh hari sebelum dia memastikan kereta yang akan mengusungnya di Pilkada. Sedangkan para pesaingnya cuma mengandalkan spanduk kain yang masih terhitung konvensional ketika itu.
Akankah kekreatifan itu kembali berbuah? Untuk sementara jelas sudah nampak hasilnya. Seperti hasil survei yang dilansir Lembaga Survei Indonesia (LSI) untuk periode Juni 2008, menempatkan Jeffrie sebagai tokoh yang “paling diingat” konstituen untuk saat ini, mengalahkan tokoh-tokoh politik Sumbar lainnya.
Namun pertempuran belum lagi berlangsung. 9 April 2009 masih cukup lama. Tapi tenggat waktu sekian bulan itu, jelas semakin menguntungkan suami Diana Singgih (anak mantan Jaksa Agung Singgih) ini. Bisa jadi iklan-iklannya semakin gencar, mengingat informasi terakhir dia masih tetap membidik kursi BA 1 yang akan ditinggalkan Gamawan pada 2010 mendatang, walau akhirnya dibantah Jeffrie bahwa dia takkan maju lagi sebagai Cagub.

Ya bisa jadi, masih panjang karir politis yang bisa dibidiknya di usia yang masih muda ini. Tapi Jeffrie tetap adalah sosok yang paham betul bagaimana beriklan yang baik dan benar. Karena dia merupakan salah satu pendiri Fox Indonesia bersama Rizal Malaranggeng yang dikenal sebagai lembaga yang cukup berhasil menjual figur seseorang melalui iklan-iklan.

“Beriklan itu harus netral,” demikian kata kunci yang terlontar darinya tanpa ditanya dalam paparannya di depan forum diskusi Carano Room yang tak hanya diisi awak redaksi Posmetro, Padang Ekspres, Padang TV dan Padang-Today tapi juga tokoh-tokoh politik lintas partai seperti Partai Golkar, Partai Amanat Nasional dan Hanura yang turut hadir bersama dirinya.  
Tak beriklan pakai media pun, Jeffrie sebenarnya tetap punya keunggulan untuk menjual diri secara verbal. Kemampuannya bercerita politik sungguh runtut. Soal data pun kadang tak terlewatkan, dia bisa mengingatnya di luar kepala. Seperti malam itu, dia bisa bicara runtut tentang perjalanan Partai Golkar hingga sekarang dan hal-hal lain selama 4 jam lebih yang mengantarkan hari menunjukkan pukul 00.30 WIB Senin dinihari. http://maryulismax.wordpress.com/2008/09/08/jeffrie-geovanie-jago-bangun-image/
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar