Minggu, 19 Februari 2012

Suaro Hati - Siapa Yawadwipa, Calon Pembeli Century


 Selasa, 7 Februari 2012,

Perusahaan ini tiba-tiba muncul di publik dan menyatakan siap membeli Bank Mutiara.

VIVAnews - Yawadwipa Companies tiba-tiba seperti juru selamat, setelah meminang PT Bank Mutiara Tbk. Maklum saja, bank yang dulunya bernama Century ini sempat beberapa kali akan dijual, tapi gagal.

Bahkan Yawadwipa mau beli US$750 juta atau sekitar Rp6,75 triliun. Angka yang sama dengan dana penyelamatan pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada 2008 lalu.

Sayangnya siapa di Yawadwipa masih misteri. Perusahaan ini tiba-tiba muncul dan menyatakan siap membeli bank yang sering diperdebatkan di ranah politik.

Dalam laman resminya, Yawadwipa merupakan perusahaan finansial yang baru dibentuk pada 9 Januari 2012. Perusahaan ini memiliki dua kantor, yaitu di Jakarta dan Singapura. Alamat lengkap kantor Jakarta di Menara 2 lantai 17 Gedung Bursa Efek Indonesia, Jalan Jenderal Sudirman. Sedangkan di Singapura terletak di Singapore Land Tower lantai 37 di Jalan Raffles Place.

Salah satu pendiri perusahaan tersebut adalah C Christopher Holm. Dialah yang kemudian menjadi CEO di Yawadwipa dan akan menjadi komisaris di Komite Investasi Java Fund yang merupakan bagian dari perusahaan. Perusahaan juga menunjuk Prasetyo Singgih sebagai Chief Operating Officer Yawadwipa. Prasetyo merupakan salah satu wakil ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia.

Yawadwipa saat ini masih dalam proses perizinan untuk meluncurkan Java Fund. Setelah mendapat izin, perusahaan membidik dana kelola hingga US$1 miliar atau sekitar Rp9 triliun.

Dana sebanyak itu untuk berbagai investasi di Indonesia. Targetnya, Yawadwipa ingin menjadi perusahaan investasi swasta terbesar di Indonesia.

Sebelumnya Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan Firdaus Jaelani mengatakan, Bank Mutiara mulai ditawarkan pada Juni 2012. Bank Mutiara itu akan dilepas dengan nilai Rp6,7 triliun.

Firdaus menjelaskan jika mengacu kepada UU LPS, dalam kurun waktu 3 tahun setelah bank ditangani LPS maka harga Bank Mutiara masih senilai Rp6,7 triliun. "Namun jika selama lima tahun belum laku, LPS boleh menjual harga di luar harga penyertaan modal, tentunya dipilih dengan harga dan penawaran terbaik," katanya, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan LPS bersama Danareksa akan melakukan sejumlah road show untuk menawarkan Bank Mutiara. Road show itu dilakukan ke beberapa negara seperti Eropa, Timur Tengah dan Asia. Ketika ditanya mengapa memilih Eropa padahal saat ini dilanda krisis, Firdaus menjelaskan masih ada sejumlah investor yang ingin menanamkan modalnya ke luar negeri seperti Indonesia. "Ada investor yang terpengaruh krisis ada yang tidak," ujarnya. (umi)
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar