HMINEWS- Perubahan sudah tidak bisa ditunda lagi. itulah substansi
suara gerakan mahasiswa yang disampaikan di Jakarta, Minggu (16/1/11),
selengkapnya berikut ini:
“Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangs, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.”
Demikianlah bunyi alinea pertama dalam Pembukaan UUD Negara kita. Alinea tersebut jelas sekali menyatakan bahwa demi kemanusiaan dan keadilan, penjajahan dalam segala bentuknya harus dilawan, sebab tanpa perlawanan penjajahan tidak mungkin terhapuskan.
Indonesia secara dejure merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945, namun sesungguhnya secara defacto Indonesia belum merdeka. Penjajahan ekonomi masih dilakukan oleh kaum pemodal (asing dan dalam negeri) yang berlindan dengan penguasa. Eksploitasi, perampasan sumber daya, serta penindasan terhadap besar rakyat masih terjadi di mana-mana. Pemerintah yang mustinya membela kepentingan rakyat justru berkelindan dengan pemilik modal tersebut (baik dalam maupun luar negeri) untuk bersama-sama mengeksploitasi rakyat.
Menghambanya pemerintah kepada selain rakyat Indonesia adalah sebuah bentuk pengkhianatan terhadap cita-cita suci kemerdekaan dan semangat reformasi. Mereka tak lebih dari para kompeni yang kerjanya menjadi antek-antek penjaga kepentingan asing. Mereka telah mengkhianati rakyat dengan berkali-kali melakukan pembohongan. Mereka telah berkhianat dengan mengatakan Indonesia sejahtera sementara sesungguhnya rakyat menderita.
Mereka juga berbohong mengenai kampanye pemberantasan korupsi, padahal sesungguhnya korupsi makin merajalela, buktinya, mega skandal Century sampai saat ini tak ada penyelesaiannya. Alih-alih memperbaiki negeri, setelah kesempatan satu periode, rezim malah mengkhianati dengan tidak membela kepentingan rakyat, tapi justru malah mengorbankannya.
Oleh karena itu, rakyat mesti melawan! Perlawanan musti dilakukan secara semesta, seluruh elemen bangsa Indonesia harus bersatu, bergerak bersama-sama menyingkirkan kaum penindas dan pengkhianat.
Terima kasih kepada para ulama, kyai, pendeta, biksu, dan para tokoh yang sudah menjalalankan tugas pelayanannya dengan menyuarakan hati nurani rakyat Indonesia. Langkah profetik mereka adalah pelita bagi perjuangan kami mengawal cita-cita bangsa.
Bersama ini kami mengingatkan kepada para tokoh agama agar waspada. Waspada terhadap segala usaha kompromi dan kooptasi oleh penguasa. Ingat, sejarah dunia juga diwarnai oleh lembaran-lembaran pengkhiatan kaum agamawan yang berselingkuh dengan kekuasaan. Oleh karena itu, berhati-hati lah! Kami kaum pelajar, mahasiswa dan pemuda akan selalu mengawal perjuangan ini.
Selanjutnya kami mengundang elemen-elemen masyarakat lainnya untuk bergabung dalam barisan perjuangan ini. Bersama ini kami mengundang seluruh elemen bangsa, termasuk kaum profesional, petani, budayawan, purnawirawan dan tentara untuk bersama-sama mendorong percepatan perubahan ini.
Mulai hari ini (16 Januari 2011), kami -kaum pelajar, mahasiswa dan pemuda Indonesia- akan menggerakkan elemen-elemen kami di daerah untuk bersama-sama mendorong percepatan perubahan ini.
Karena pengkhianatan sudah sedemikian akutnya, maka “perubahan sudah tidak bisa ditunda lagi”.
Jakarta, 16 Januari 2011
Pergerakan Pelajar, Mahasiswa dan Kaum Muda Indonesia
PMKRI Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia
HMI-MPO Himpunan Mahasiswa Islam – Majelis Penyelamat Organisasi
IMM Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
PII Pelajar Islam Indonesia
LMND Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi
HIKMAHBUDHI Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia
GMKI Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
KAMTRI Kesatuan Aksi Mahasiswa Trisakti
KMHDI Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia
“Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangs, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.”
Demikianlah bunyi alinea pertama dalam Pembukaan UUD Negara kita. Alinea tersebut jelas sekali menyatakan bahwa demi kemanusiaan dan keadilan, penjajahan dalam segala bentuknya harus dilawan, sebab tanpa perlawanan penjajahan tidak mungkin terhapuskan.
Indonesia secara dejure merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945, namun sesungguhnya secara defacto Indonesia belum merdeka. Penjajahan ekonomi masih dilakukan oleh kaum pemodal (asing dan dalam negeri) yang berlindan dengan penguasa. Eksploitasi, perampasan sumber daya, serta penindasan terhadap besar rakyat masih terjadi di mana-mana. Pemerintah yang mustinya membela kepentingan rakyat justru berkelindan dengan pemilik modal tersebut (baik dalam maupun luar negeri) untuk bersama-sama mengeksploitasi rakyat.
Menghambanya pemerintah kepada selain rakyat Indonesia adalah sebuah bentuk pengkhianatan terhadap cita-cita suci kemerdekaan dan semangat reformasi. Mereka tak lebih dari para kompeni yang kerjanya menjadi antek-antek penjaga kepentingan asing. Mereka telah mengkhianati rakyat dengan berkali-kali melakukan pembohongan. Mereka telah berkhianat dengan mengatakan Indonesia sejahtera sementara sesungguhnya rakyat menderita.
Mereka juga berbohong mengenai kampanye pemberantasan korupsi, padahal sesungguhnya korupsi makin merajalela, buktinya, mega skandal Century sampai saat ini tak ada penyelesaiannya. Alih-alih memperbaiki negeri, setelah kesempatan satu periode, rezim malah mengkhianati dengan tidak membela kepentingan rakyat, tapi justru malah mengorbankannya.
Oleh karena itu, rakyat mesti melawan! Perlawanan musti dilakukan secara semesta, seluruh elemen bangsa Indonesia harus bersatu, bergerak bersama-sama menyingkirkan kaum penindas dan pengkhianat.
Terima kasih kepada para ulama, kyai, pendeta, biksu, dan para tokoh yang sudah menjalalankan tugas pelayanannya dengan menyuarakan hati nurani rakyat Indonesia. Langkah profetik mereka adalah pelita bagi perjuangan kami mengawal cita-cita bangsa.
Bersama ini kami mengingatkan kepada para tokoh agama agar waspada. Waspada terhadap segala usaha kompromi dan kooptasi oleh penguasa. Ingat, sejarah dunia juga diwarnai oleh lembaran-lembaran pengkhiatan kaum agamawan yang berselingkuh dengan kekuasaan. Oleh karena itu, berhati-hati lah! Kami kaum pelajar, mahasiswa dan pemuda akan selalu mengawal perjuangan ini.
Selanjutnya kami mengundang elemen-elemen masyarakat lainnya untuk bergabung dalam barisan perjuangan ini. Bersama ini kami mengundang seluruh elemen bangsa, termasuk kaum profesional, petani, budayawan, purnawirawan dan tentara untuk bersama-sama mendorong percepatan perubahan ini.
Mulai hari ini (16 Januari 2011), kami -kaum pelajar, mahasiswa dan pemuda Indonesia- akan menggerakkan elemen-elemen kami di daerah untuk bersama-sama mendorong percepatan perubahan ini.
Karena pengkhianatan sudah sedemikian akutnya, maka “perubahan sudah tidak bisa ditunda lagi”.
Jakarta, 16 Januari 2011
Pergerakan Pelajar, Mahasiswa dan Kaum Muda Indonesia
PMKRI Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia
HMI-MPO Himpunan Mahasiswa Islam – Majelis Penyelamat Organisasi
IMM Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
PII Pelajar Islam Indonesia
LMND Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi
HIKMAHBUDHI Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia
GMKI Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
KAMTRI Kesatuan Aksi Mahasiswa Trisakti
KMHDI Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar