18 July 2011 | 4:24 am | Dilihat : 545
Ramalan Intelijen
Nama Surya Paloh cukup terkenal, karena pria dengan brewok lebat dan rambut yang agak panjang ini, adalah pengusaha pers, pemilik/pimpinan Media group yang memiliki Surat Kabar Media Indonesia, Lampung Post dan juga Metro TV. Sebagai TV berita, saingan Metro hanya satu yaitu TV One, yang oleh pegawai Metro dikenal dengan sebutan TV tetangga. Sedangkan Media Indonesia mempunyai banyak saingan seperti Kompas, Tempo, Seputar Indonesia, Rakyat Merdeka dan banyak lagi lainnya. Penulis dipercaya sebagai salah satu narasumber Metro TV tentang masalah terorisme dan intelijen.
Disamping pengusaha pers, Bang Sur ini
juga berjuang di belantara politik. Berani, keras, suaranya menggelegar,
menurut ceritanya pernah Ibu Tien Soeharto (Alm) menyebutnya mirip
Jenderal Gatot Soebroto (Alm). Surya Dharma Paloh itu nama lengkapnya,
dilahirkan di Kutaraja, Banda Aceh, Aceh, 16 Juli 1951. Dua hari yang
lalu genap berusia 60 Tahun. Umur yang cukup matang dan menarik sebagai
pengusaha dan tokoh politik.
Diwaktu mudanya Surya Paloh pernah
menjadi pimpinan KAPPI, dimana setelah KAPPI bubar, ia menjadi
Koordinator Pemuda dan Pelajar pada Sekretariat Bersama Golkar. Beberapa
tahun kemudian, Surya Paloh mendirikan Organisasi Putra-Putri ABRI
(PP-ABRI), lalu ia menjadi Pimpinan PP-ABRI Sumatera Utara. Bahkan
organisasi ini, pada tahun 1978, didirikannya bersama anak ABRI yang
lain, di tingkat pusat Jakarta, dikenal dengan nama Forum Komunikasi
Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI).
Jabatan dalam organisasi adalah, Ketua
Umum PP-FKPPI tahun 1979-1981 dan tahun 1981-1983, Anggota Dewan
Pertimbangan DPP Pepabri tahun 1982-1984, Ketua DPP AMPI tahun
1984-1989, Ketua Dewan Pertimbangan PP-FKPPI tahun 1984-1987, Ketua
Dewan Kehormatan BPP Hipmi tahun 1984-1987, Anggota Dewan Pembina DPP
AMPI tahun 1989 sampai sekarang, Pengurus PB Gabsi tahun 1998 hingga
sekarang, Anggota Dewan Pers tahun 1999 sampai sekarang, dan Ketua SPS
Pusat tahun 1999 hinggga sekarang.
Surya Paloh pernah mendirikan Surat Kabar Harian Prioritas. Koran yang dicetak berwarna ini, laku
keras. Sayang, surat kabar harian itu tidak berumur panjang, keburu di
cabut SIUPP-nya oleh pemerintah. Isinya dianggap kurang sesuai dengan
Kode Etik Jurnalistik Indonesia. Menurut cerita Surya Paloh Pak Harto
tidak suka karena dia dianggap tidak bisa mengontrol anak buahnya di
Prioritas. Kemudian dengan ketekunannya dan keberanian mengambil resiko,
dia kemudian berhasil mewujudkan impiannya memiliki Media Indonesia dan
Metro TV.
Di kelembagaan legislatif, Surya pada
tahun 1971 tercatat sebagai Calon Anggota DPRD Tingkat II Medan dari
Golkar, lalu sebagai Anggota MPR pada tahun 1977-1982 dan kembali
menjadi Anggota MPR tahun 1982-1987. Terakhir, pada tahun 1987 sebagai
Calon Anggota MPR/DPR RI dari Golkar namun urung dilantik setelah
Prioritas koran miliknya dibredel.
Surya Paloh setelah aktif di Partai
Golkar kemudian bersama-sama Sri Sultan mencetuskan ide Ormas Nasional
Demokrat (disingkat NasDem atau Nasdem). Ormas ini dideklarasikan oleh
45 tokoh nasional di Istora Senayan, Jakartan pada 1 Februari
2010. Menurut visi dan misi organisasi, Nasdem berupaya melakukan
gerakan perubahan bernama Gerakan Restorasi. Gerakan ini dilandaskan
atas tiga hal, yaitu politik solidaritas; ekonomi emansipatif dan
partisipatif, serta budaya gotong-royong. Dalam perkembangannya, kader
Nasdem kemudian mendeklarasikan pendirian Partai Nasdem dan mendaftarkan sebagai peserta pemilu pada 7/5/2011.
Sebagai mitra di Nasdem, Sri Sultan
kemudian mengundurkan diri, Sri Sultan juga mengaku kecewa dengan
munculnya Partai Nasdem karena pada awalnya Nasdem dibentuk untuk
mengabdi kepada masyarakat, tanpa tujuan meraih kekuasaan. Sultan
mengatakan, tidak jelasnya perbedaan antara Partai Nasdem dengan Ormas
Nasdem, membingungkan para pengurus ormas itu yang 75 persen-nya adalah
pegawai negeri sipil (PNS). “Kepanjangan Nasdemnya sama, otomatis
pengurus yang PNS harus keluar,” kata Sultan memberi alasan. Selain
Sultan, Mayjen TNI (Purn) Sudrajat sebagai pengurus di Jawa Barat juga
mengundurkan diri.
Itulah kiprah Surya Paloh yang sempat
dicatat. Kini pertanyaannya, mau kemana Bang Surya? Bukankah lebih baik
tetap berada di Partai Golkar saja?. Apakah masih besar keinginan
berkiprah lebih jauh? Jelas terlihat dari suksesnya di bidang bisnis,
suksesnya membangun jaringan media jelas berbeda dengan kiprah di
politik. Membangun citra seseorang untuk berkiprah di panggung politik
nampaknya disadari oleh Surya Paloh. Menurut hitungan penulis,
cita-cita serta keinginannya untuk sampai ke posisi tertinggi di negara
ini, jalannya masih sangat berat. Dia harus mampu menunjukkan perolehan
suara Nasdem paling tidak diatas lima persen suara nasional. Selain itu
Surya Paloh harus menjadi seorang patron kalau mau dipilih rakyat,
namanya harus lebih besar dari Megawati yang penulis perkirakan akan
menjadi patron terkuat pada 2014 nanti.
Keinginan dan ambisi seseorang dalam
dunia politik memang patut diacungi jempol. Prabowo pada 2009 demikian
banyak menghabiskan uangnya, dan akhirnya Gerindra hanya berada
dijajaran partai bawah. Perjuangannya dalam bersaing di ajang pemilu
presiden akhirnya gagal, walau dia menjadi cawapres dari Megawati.
Demikian juga Jenderal (Purn) Wiranto yang sudah dibantu demikian
banyak Jenderal purnawirawan, toh akhirnya gagal sebagai capres.
Nah kini, pada awal pembentukan Nasdem
sebagai parpol, Surya Paloh memang harus kembali mengukur diri dan
partainya, mundurnya Sri Sultan adalah pukulan terberatnya. Sebagai
tokoh bangsa, kita sangat menghargai Surya Paloh yang demikian
bersemangat menyampaikan orasi dan pandangan tentang bangsa ini. Apakah
itu sudah cukup untuk membesarkan Nasdem sebagai parpol? Jelas
jawabannya tidak. Semoga pada usianya yang 60 tahun lebih dua hari pada
saat penulis menuliskan artikel ini, Surya Paloh melakukan penghitungan
ulang posisi Nasdem. dipanggung politik Indonesia.
Telepas dari segalanya, paling tidak
sejarah telah mengukir namanya sebagai tokoh besar politik yang
mempunyai keberanian terjun ke gelanggang politik Indonesia dengan
mempunyai parpol kebanggaan. Panggung sandiwara politik yang penuh
dengan intrik dan segala pernak-perniknya yang aneh bin ajaib. Sebagai
salah satu narsum di Metro TV, penulis menyampaikan selamat berulang
tahun ke 60, artinya usia yang sangat penting menurut aturan, tidak
perlu repot memperpanjang KTP lagi. Surya Paloh bisa kita sebut hebat
dan berani. Selamat punya KTP seumur hidup Bang. Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar